Powered By Blogger

Jumat, 14 Juni 2013

Estimasi Pada Penngelolaan Proyek Sistem Informasi

Estimasi merupakan sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi, yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan, karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan ulang, anda harus memeriksa estimasi danmerubah rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.


TEKNIK–TEKNIK ESTIMASI
Ada tiga teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi, yaitu :
1. Keputusan Profesional
Katakanlah bahwa anda merupakan orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam membuat program “report generation modules”. Anda melakukannya dengan pendekatan merancang report tersebut dan memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat program tersebut. Setelah mempelajari rancangan program selama 5 menit, programmer lalu menutup matanya selama 5 menit (dia tidak tidur, tetapi berhitung), dan kemudian mengatakan “15 hari”. Inilah yang
disebut Keputusan Profesional murni. Keuntungan dari teknik ini adalah cepat , dan jika seseorang
sudah ahli dalam teknik ini, maka estimasinya pasti akan lebihakurat. Sedangkan kerugian dari teknik ini adalah bahwa anda membutuhkan seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan beberapa ahli tersebut akan bekerja keras untuk mendapatkan estimasi yang tepat.Pengelolaan Proyek Sistem Informasi
2. Sejarah
Jalan keluar dari ketergantungan pada orang dan untuk membuat estimasi lebih khusus, yaitu anda harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. Anda dapat membandingkan tuagas yang akan diestimasik dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah
dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar anda menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan.
3. Rumus-rumus
Ada beberapa rumus yang digunakan dalam software estimasi.
Software yang baik untuk diketahui adalah COCOMO (Referensi 15). COCOMO dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek, usaha (person months), jadwal, dan jumlah staf untuk masing-masing fase berikut ini :
Preliminary Design - our Analysis Phase
Detailed Design (DD) - our Design Phase
Code and Unit Tes (CUT) - same as ours
System Test - our System Test and Acceptance Phase
Ada 3 tipe penginputan dengan COCOMO
Pengelolaan Proyek Sistem Informasi
VERY CMPLX
ATURAN PERSETUJUAN ESTIMASI PADA DEC (DAN PERUSAHAAN BESAR LAINNYA)
Apakah perusahaan besar seperti DEC menggunakan pendekatanpendekatan ini ? Ya, mereka menggunakan rumus-rumus, tetapi mereka tetap mengikuti aturan berikut ini :
• Jangan pernah menanyakan pada seseorang yang tidak berpengalaman untuk melakukan estimasi.
• Lakukan estimasi secara berkelompok, jika anda mampu menyediakan sumber daya manusianya.
• Jangan memaksa melakukan estimasi pada seseorang profesional, seperti programmer.
• Jangan pernah mengambil rata-rata dari estimasi yang berbeda.
• Membagi persoalan menjadi bagian kecil secara mendetail selama satu minggu atau kurang.
• Selalu tambahkan (kalikan ?) untuk kejadian yang tidak pasti. Lihat bagian 2.4. manajemen risiko.
• Selalu berikan jangka waktu ketika melakukan estimasi bagi manajer atau klien.
• Gunakan naluri anda.


Selasa, 30 April 2013

Post Test ' Rencana Tes Penerimaan' pengelolaan proyek si ata 1213

Q : Apa saja yang perlu di cek pada kegiatan 'Rencana Penerimaan' ?

A : Beberapa hal yang perlu di periksa keseluruhan dalam rencana penerimaan yaitu :
- fungsi fungsi dalam sistem , agar rencana penerimaan dapat berjalan dengan lancar , semua fungsi fungsi dalam sistem harus di cek keseluruhannya apabila terdapat debug nya.
- mengumpulkan dan mendefenisikan percobaan , itu dilakukan supaya nantinya sistem dapat berjalan lanjar , oleh karena itu diberikan beberapa percobaan dan mendefenisikan setiap percobaan.
- meninjau ulang rencana, merevisi jika di perlukan , itu di perlukan untuk menyakinkan user bahwa rencana penerimaan berhasil di jalankan dan penyelesaian dari beberapa percobaan susuai yang di inginkan user.
- menyiapkan kelengkapan data , apabila user telah menyipakan datanya sendiri maka akan disesuikan dengan keadaan yang sebenarnya , lalu akan dilakukan percobaan  terhadap sistem , apakah sistem dapat dengan baik dan nyaman dengan keakuratan dalam percobaan.

Pre test - pengelolaan proyek si ata 1213

\Q : Menurut anda seberapa penting dilakukan tes penerimaan terhadap sistem yang di buat ?

A : Menurut saya , tes penerimaan terhadap sistem dibuat bermaksud untuk menguji sistem tersebut. Sistem akan di uji mulai dari bug , kelayakan sebuah sistem , kelancaran proses sampai ke end user. Kemudian sistem di berikan suatu masalah agar perancang dapat mengetahui sampai mana sistem tersebut dapat bekerja secara maksimal.. Setelah mengetahui keseluruhan masalah dalam sistem , perancang akan memperbaiki sistem sesuai dengan yang user inginkan , mulai dari design sistem ,  fungsi fungsi dalam sistem ,  input - output sistem. Dengan serangkaian uji coba , perancangdapat menarik kesimpulan test penerimaan dapat di jalankan sesuai yang di janjikan.

Sabtu, 19 Januari 2013

Contoh Jurnal Ilmiah

berikut ini saya akan memberikan contoh dari jurnal ilmiah , silahkan membaca :)

BUDIDAYA MAKANAN ALAMI
REVIEW JURNAL
Effect of Nitrogen on Growth and Lipid Content of Chlorella pyrenoidosa


OLEH :
KELOMPOK 1 :


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Effect of Nitrogen on Growth and Lipid Content of Chlorella pyrenoidosa
Subhasha Nigam, Monika Prakash Rai and Rupali Sharma
Amity Institute of Biotechnology,
Amity University, Noida, Uttar Pradesh, India
  1. A.     PENDAHULUAN
Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif bukanlah sesuatu yang baru.  Biodiesel biasanya terbuat dari minyak-bio melalui proses yang disebut transesterifikasi. Ada berbagai sumber minyak seperti limbah minyak goreng dan minyak nabati dari tanaman minyak seperti kacang kedelai, bunga matahari, jarak pagar, kelapa sawit (Khalid dan Khalid, 2011).
Namun, biodiesel dari bahan-bahan tersebut seperi kelapa sawit misalnya, tidak bisa diproduksi dalam skala besar, karena biayanya yang mahal serta karena persaingan lahan yang juga untuk pertanian.
Untuk mengurangi biaya dalam menghasilkan biodiesel, dibutuhkan sesuatu  yang bisa digunakan sebagai biodiesel. Alga diperkirakan bisa digunakan sebagai sumber yang menjanjikan untuk produksi biodiesel. Alga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang mengkonversi sinar matahari, air dan CO2 menjadi gula dari makromolekul seperti lipid dan Trigliserida (TAGS) dapat diperoleh (Singh ada Gu, 2010). Trigliserida (TAGS) ini merupakan stok yang sustainable untuk produksi biodiesel. Mikroalga bersifat dapat diperbaharui dan ramah lingkungan karena memiliki kemampuan untuk mengikat CO2  dan juga bisa menjadi metode yang menarik dalam mengurangi gas rumah kaca (Mata et al., 2010).
     Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar lipid pada alga, seperti kurangnya nitrogen (Yeesang and Cheirsilp, 2011; Gouveia and Oliveira, 2009),jumlah fosfat yang terbatas (Gouveia and Oliveira, 2009), kadar garam (Hu dan Gao, 2005). Intensitas cahaya dan panas media juga berpengaruh pada pertumbuhan alga termasuk kadar lemaknya Tang et al., 2010; Yeesang and Cheirsilp, 2011). Jurnal ini mencoba untuk meneliti respon pertumbuhan dan kadar lipid dari alga air tawar Chlorella pyrenoidosa pada media dengan berbagai konsentrasi nitrat (KNO3).
  1. B.     BAHAN DAN METODE
Kultur Alga Chlorella pyrenoidosa dilakukan pada labu Erlenmeyer 1000ml dengan 500ml media. Media yang digunakan untuk kultivasi adalah Media Fogg dimana kultur dilakukan pada inkubator dengan suhu yang dikontrol yaitu sekitar 250 C selama 24 jam dengan cahaya 40 watt dan menggunakan ekstrak lipid.
Alga diteliti untuk mengetahui pertumbuhannya dan bagaimana kadar lipid dalam konsentrasi nitrat yang berbeda. Konsentrasi sumber nitrogen asli dalam media adalah 0,2 g L-1 KNO3 (kontrol). Percobaan itu dilakukan pada 0, ¼, 1/2 dan dua kali konsentrasi sumber nitrogen asli.
  1. C.     HASIL
Gambar 1 menunjukkan waktu pertumbuhan biomassa Chlorella pyrenoidosa tumbuh secara autotropis pada medium Fogg dengan konsentrasi KNO3 yang berbeda. Sumber konsentrasi nitrogen asli pada medium adalah 0,2 g L-1 KNO3. Pertumbuhan alga meningkat setelah fase lag  yang singkat selama 2 hari diikuti oleh fase logaritmik dan tercapai fase stationary sekitar 24 hari. Seperti terlihat dari grafik (Gambar 1), dengan meningkatkan konsentrasi KNO3, pertumbuhan juga meningkat.
Fig. 2
Gambar. 2: produksi biomassa tertinggi Chlorella pyrenoidosa ditumbuhkan pada media Fogg dengan konsentrasi KNO3 awal yang berbeda (0-0,4 g L-1)
Fig.3
     Gambar. 3: Perbandingan kadar lipid Chlorella pyrenoidosa ditumbuhkan pada media Fogg dengan konsentrasi KNO3 awal berbeda (0-0,4 g L-1) dalam fase eksponensial dan stasioner.
Table 1: Effect of nitrogen concentration on biomass production and lipid contect of Chlorella pyrenoidosa

Concentration of KNO3 (g/L)  Max. Biomass production
(g/L)
Lipid contentexponential phase (% dcw)stationary phase

0 0.075
19 19
0.05 0.127
26 26
0.1 0.246
18 19
0.2 0.296
15 18
0.4 0.315
11 18
menunjukkan kadar lipid Chlorella pyrenoidosa dalam konsentrasi nitrat yang berbeda dalam fase eksponensial dan stasioner. Terjadi peningkatan kadar lipid dimana konsentrasi nitrat mengalami penurunan. Selain itu, pada konsentrasi nitrat yang sama, kultur pada  fase stasioner menunjukkan akumulasi lipid yang lebih tinggi dibandingkan pada fase eksponensial. Ketika konsentrasi nitrat dua kali lipat (0.4g L-1 KNO3), kadar lipid pada fase eksponensial adalah 11% dari berat sel kering dibandingkan dengan yang harus dikontrol (15%). Namun, dalam fase stationer, 18% tercatat di kedua kultur.
Selain itu, ketika sumber nitrogen menurun dari 0,2 g L-1 KNO3 sampai 0.1g L-1 KNO3 (1/2 dari control), kadar lipid dalam fase eksponensial meningkat menjadi 18% dari 15%. Fase stasioner  tidak menunjukkan banyak perbedaan (19%) dalam kadar lipid bila ditanam di 0.1g L-1 KNO3.
Kenaikan tajam dalam akumulasi lipid dari 26% (baik dalam fase eksponensial dan stasioner) tercatat  ketika kultur ditumbuhkan dalam konsentrasi nitrogen awal 0.05g L-1 KNO3 (1/4 dari konsentrasi aslinya).
  1. D.     PEMBAHASAN
Alga, Chlorella pyrenoidosa, tidak dapat tumbuh tanpa sumber nitrogen dan pertumbuhannya berbanding lurus dengan konsentrasi nitrat dalam medium (Gambar 1). Karena sumber nitrat meningkat dalam medium, peningkatan konsentrasi biomassa tercatat (Gambar 2).
Penelitian ini juga membuktikan bahwa kadar lipid meningkat karena penurunan konsentrasi nitrat dalam medium  (Gbr. 3). Menurut Yeesang dan Cheirsilp (2011), di bawah kondisi kekurangan nitrogen, sel-sel alga mengakumulasi metabolit karbon sebagai lipid (Yeesang dan Cheirsilp, 2011). Hal ini sebelumnya disebut sebagai kondisi “kelaparan nitrogen”, nitrogen mengandung makromolekul dan senyawa cadangan karbon seperti karbohidrat dan lemak yang terakumulasi (Banerjee et al., 2002, Dayananda et al, 2006). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lipid cenderung menumpuk lebih dalam fase stasioner daripada di fase eksponensial (Gambar 3 dan Tabel 1). Di bawah kondisi pembatasan pertumbuhan, misalnya, ketika sel-sel telah mencapai fase pertumbuhan stasioner, lebih banyak karbon yang tergabung menjadi karbohidrat dan lipid (Zhu et al., 1997).
Gambar 3 menunjukkan bahwa ketika sel-sel yang ditransfer ke medium kaya nitrogen (control ganda), kadar lipid mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan dengan kontrol. Namun, dalam fase stasioner, kadar lipid adalah sama (18%) sebagaimana kontrol. Hal ini mungkin karena ketika ganggang mencapai fase stasioner, cadangan nitrogen telah habis untuk pertumbuhan dan kemudian mulai mengumpulkan lipid untuk pertahanan hidupnya.
Konsentrasi nitrat optimum pada  0,05 g L-1 KNO3, yaitu, ¼ dari konsentrasi nitrat asli nitrat asli. Pada konsentrasi ini, peningkatan tajam dalam akumulasi lipid pada fase logaritmik tercatat (26%) yang merupakan 11% lebih tinggi dari kontrol (15%).
  1. E.     KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan, pendekatan yang paling efektif untuk meningkatkan lipid dalam Chlorella pyrenoidosa adalah menanamnya secara autotropis dalam medium pertumbuhan dengan konsentrasi awal 0,05 g L-1 KNO3. Ini memberikan kenaikan 11% di atas kontrol kadar lipid.
NB :Alamat jurnal yang direview kelompok kami

sumber artikel : http://penamerangkai.wordpress.com/2012/10/23/contoh-review-jurnal-effect-of-nitrogen-on-growth-and-lipid-content-of-chlorella-pyrenoidosa/